Gelombang Aksi Mahasiswa Guncang DPR: Desak Pemecatan RHB, Momentum Revolusi Parlemen

By Sehat Siahaan - Friday, 19 September 2025
Ratusan mahasiswa dari Lingkar Aktivis Mahasiswa menggelar aksi di depan NasDem Tower, Jakarta Pusat, menuntut pemecatan RHB dari DPR RI, Rabu (17/09/2025).
Ratusan mahasiswa dari Lingkar Aktivis Mahasiswa menggelar aksi di depan NasDem Tower, Jakarta Pusat, menuntut pemecatan RHB dari DPR RI, Rabu (17/09/2025).

Jakarta — Aksi massa besar-besaran yang mewarnai jalanan Indonesia sepanjang Agustus hingga September 2025 bukan sekadar demonstrasi rutin, melainkan tanda kebangkitan gerakan rakyat untuk menata ulang wajah politik negeri ini. 

Fokus utama tuntutan publik adalah reformasi parlemen, yang dianggap semakin jauh dari rakyat.

Pada Rabu (17/09/2025), sekelompok mahasiswa yang menamakan diri Lingkar Aktivis Mahasiswa menggelar aksi di depan NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, sekitar pukul 13.30 WIB. 

Mereka mendesak aparat penegak hukum (APH) segera menangkap dan memenjarakan anggota DPR RI berinisial RHB yang diduga melakukan percobaan pembunuhan dengan senjata api terhadap seorang perempuan.

Koordinator aksi, MA. Kuswantoro, S.Ikom, SH, menegaskan bahwa gelombang massa yang terjadi dua bulan terakhir adalah momentum revolusi untuk memperbaiki tatanan sosial-politik, khususnya di parlemen.

“Kemarahan rakyat sudah sampai puncaknya. DPR tidak lagi menjadi rumah rakyat, melainkan gedung penuh kepentingan elite. Kasus RHB hanya satu contoh nyata bagaimana partai membiarkan kadernya yang diduga melanggar hukum dan tak bermoral,” ujarnya di hadapan massa.

Selain kasus kekerasan, RHB juga dituding menelantarkan keluarga secara lahir dan batin selama beberapa bulan. Hal ini dinilai mencederai etika, moral, dan martabat sebagai wakil rakyat.

Tiga Tuntutan Aktivis Mahasiswa

Dalam pernyataan sikapnya, Lingkar Aktivis Mahasiswa menyampaikan tiga tuntutan utama:

1.Menangkap dan memenjarakan RHB atas dugaan percobaan pembunuhan.

2.Menuntut Partai NasDem segera memecat RHB dari keanggotaan DPR RI.

3.Mengutuk keras NasDem yang dinilai masih melindungi kader bermasalah.

Pengamat: Partai Jangan Gali Kubur Sendiri

Desakan mahasiswa tersebut juga mendapat dukungan dari kalangan akademisi dan pengamat politik. Kristian Silitonga, Direktur Studi Otonomi Politik dan Demokrasi (SOPO), menegaskan bahwa keberadaan anggota dewan bermasalah bukan hanya mencoreng wajah parlemen, tetapi juga merusak partai politik yang menaunginya.

“Oknum dewan yang terjerat kasus amoral, hukum, atau penyalahgunaan jabatan jelas merusak partai. Kalau partai masih melindungi, sama saja menggali kuburnya sendiri. Rakyat sudah muak dengan wakil tanpa integritas,” ucap Kristian tegas, Jumat (19/09/2025).

Kristian juga mengingatkan agar partai tidak lagi berlindung di balik pernyataan normatif. Ia menilai publik di era digital bisa dengan mudah menelusuri rekam jejak seorang wakil rakyat.

“Momentum demo mahasiswa ini harus jadi alarm keras bagi partai. Jangan tunggu rakyat marah lebih besar lagi. Kalau tidak berbenah, mereka akan dihukum rakyat di pemilu,” tuturnya.[]