Depok, Kabarnasid – Dr. Kris Wijoyo Soepandji S.H., M.P.P., Staf Khusus Menteri Pertahanan Republik Indonesia bidang Tata Negara, menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam seminar bertajuk *“Gateway to Global Academia: Scholarships and Journal Publications”*. Seminar ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Hukum dan Pancasila (Puska HP) dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) dan berlangsung di Auditorium Djokosoetono, kampus UI Depok, pda hari Jumat (7/11),
Dalam sesi utama yang diberi judul *“Revitalizing National Mindset through Global Academic Excellence”*, Kris Wijoyo mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk tidak hanya mengejar prestasi akademik secara global, tetapi juga menjaga integritas dan memberi dampak nyata bagi bangsa. Ia menekankan bahwa kesuksesan di lingkup internasional seperti beasiswa luar negeri dan publikasi jurnal bereputasi — harus dibarengi dengan sikap kritis dan konstruktif terhadap tantangan bangsa.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa riset yang berkualitas bukan sekadar angka publikasi, tetapi kontribusi terhadap pembangunan nasional dan penguatan nilai-kebangsaan.
Acara tersebut juga menghadirkan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang Ph.D., FHEA, Kepala Biro Informasi dan Hubungan (Hubungan Masyarakat) Setjen Kementerian Pertahanan, yang membawakan materi berjudul “Conquering the World: Promoting Indonesia Through Scholarship and Journal Publications”. Ia menyoroti peran generasi muda Indonesia sebagai sumber daya manusia unggul yang harus memiliki daya saing global dan menjadi duta intelektual bangsa. Menurutnya, melalui beasiswa dan publikasi ilmiah, mahasiswa dapat membawa nama Indonesia ke ranah dunia dan sekaligus memperkuat posisi strategis bangsa di tengah persaingan global.
Seminar ini menjadi wujud sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan institusi pertahanan untuk mendorong pendidikan tinggi yang tak hanya berorientasi akademis tetapi juga nasional-sentris. Kris Wijoyo, yang juga dosen tetap FH UI dan Ketua Puska HP, memiliki rekam jejak akademik panjang, termasuk dalam riset Pancasila, geopolitik dan sistem hukum Indonesia.
Melalui perspektifnya, ia mengajak peserta untuk memosisikan prestasi global sebagai modal memperkuat ranah lokal dan nasional bahwa kegiatan riset, penerbitan jurnal dan pencapaian akademik internasional sebaiknya menjadi bagian dari kontribusi kepada bangsa.
Dari seminar ini diharapkan mahasiswa dan peneliti muda menyadari bahwa:
1. Beasiswa dan publikasi jurnal bukan tujuan akhir, tetapi sarana untuk memperluas wawasan, jaringan dan dampak sosial.
2. Pendidikan dan riset global harus tetap bersinergi dengan nilai-kebangsaan, keberlanjutan, dan pengabdian masyarakat.
3. Kampus sebagai tempat lahirnya pemikir dan praktisi negara punya tanggung jawab untuk membina generasi yang berdaya saing tetapi tetap berakar pada nilai-Indonesia.
Menurut Kemhan, seminar “Gateway to Global Academia: Scholarships and Journal Publications” di FH UI membawa pesan kuat bahwa generasi muda Indonesia tidak boleh hanya terfokus pada “kelas dunia”, tetapi harus mampu membawa Indonesia ke kelas dunia — melalui integritas riset, prestasi akademik, dan kontribusi nyata untuk bangsa. Sebagaimana yang disampaikan Kris Wijoyo dan Frega Wenas, sinergi antara akademik dan kebangsaan merupakan kunci untuk mencetak SDM Indonesia yang unggul dan bermartabat.





