Kepala Biro Informasi Pertahanan Pimpin Diskusi Strategis Revisi Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi 2025

By Parlindungan - Thursday, 23 October 2025
Sekretariat Kemhan mengadakan Acara FGD  terkait Revisi Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi Tahun Anggaran 2025 (foto; Kemhan)
Sekretariat Kemhan mengadakan Acara FGD terkait Revisi Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi Tahun Anggaran 2025 (foto; Kemhan)

Jakarta, Kabarnas.id - Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, tampil sebagai narasumber utama dalam Focus Group Discussion (FGD) terkait Revisi Doktrin TNI Angkatan Darat (AD) Kartika Eka Paksi Tahun Anggaran 2025. Kegiatan berlangsung di Aula Jenderal Besar A.H. Nasution, Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Kamis (23/10/202), dan dihadiri oleh 66 peserta dari berbagai satuan TNI AD.

FGD ini digelar sebagai bagian dari upaya strategis untuk memperkuat dan memperbarui doktrin TNI AD agar selalu responsif dan adaptif terhadap perkembangan dinamika lingkungan strategis, termasuk berbagai ancaman non-kinetik yang semakin kompleks dan beragam. Hadirnya teknologi mutakhir, kecerdasan buatan, serta perang informasi menjadi tantangan tersendiri yang harus diantisipasi secara cermat dalam penyusunan doktrin baru.

Dalam pemaparannya, Brigjen TNI Frega menegaskan bahwa perang modern telah berkembang melampaui sekadar pertarungan fisik di medan perang. Saat ini, konflik melibatkan dimensi teknologi tinggi dan penggunaan kecerdasan buatan yang mampu memengaruhi opini publik dan persepsi bangsa. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya integrasi konsep Operasi Informasi dan Cognitive Warfare dalam doktrin TNI AD yang direvisi.

“Perang saat ini tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga bagaimana kita dapat melindungi dan memperkuat ketahanan kognitif bangsa dari berbagai bentuk disinformasi dan serangan siber yang dapat melemahkan semangat dan solidaritas nasional,” ujar Brigjen Frega.

Lebih jauh, Brigjen Frega menyampaikan bahwa doktrin baru harus mampu memberikan panduan strategis yang holistik, menggabungkan aspek fisik dan non-fisik dalam operasional militer. Hal ini akan memperkuat kesiapan TNI AD dalam menghadapi berbagai ancaman multidimensional, sekaligus meningkatkan kemampuan adaptasi prajurit dalam menghadapi tantangan teknologi dan informasi yang terus berkembang.

Menurut KemhanRI, FGD ini berlangsung interaktif dengan diskusi mendalam antar peserta yang berasal dari berbagai satuan TNI AD, guna merumuskan strategi dan kebijakan yang relevan untuk penguatan doktrin ke depan. Para peserta turut memberikan masukan berharga terkait penerapan teknologi, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta optimalisasi operasi informasi dalam konteks pertahanan nasional.

Dengan penyusunan doktrin yang adaptif dan visioner, TNI AD diharapkan mampu terus menjaga kedaulatan negara dan mengawal keamanan bangsa di tengah perubahan lanskap ancaman yang semakin dinamis dan kompleks.