Menteri Imipas, Agus Andrianto Membuka IPPAFest 2025

By Parlindungan - Tuesday, 22 April 2025
Menteri Imipas dan Rombongan disambut Band WBP  saat meninjau IPPAFest 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta, Senin 21 april 2025 (foto: Humaslapada Langkat)
Menteri Imipas dan Rombongan disambut Band WBP saat meninjau IPPAFest 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta, Senin 21 april 2025 (foto: Humaslapada Langkat)

Jakarta, Kabarnas.com – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, secara resmi membuka perhelatan Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (21/04/2025). Festival ini berlangsung selama empat hari, mulai 21 hingga 24 April 2025.

IPPAFest merupakan ajang yang menampilkan beragam karya dan kreativitas terbaik dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) se-Indonesia. Mulai dari pertunjukan seni, sajian kuliner khas, produk fesyen, hingga bazar UMKM hasil karya para WBP ditampilkan dalam festival ini.

Menariknya, beberapa band yang personelnya adalah warga binaan turut memeriahkan panggung dan berkolaborasi dengan musisi tanah air seperti Zivilia Band, Virgoun, dan Tagor Pangaribuan. Kolaborasi ini menjadi simbol harapan dan ruang bagi ekspresi tanpa batas.

Dengan mengusung tema Creation Beyond the Bars, IPPAFest 2025 menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61 yang jatuh pada 27 April 2025. Gelaran ini juga selaras dengan tema besar HBP tahun ini, yakni Pemasyarakatan Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat. Selain itu, IPPAFest mendukung penuh Asta Cita Presiden RI dan 13 Program Akselerasi Imipas, khususnya dalam penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Dalam sambutannya, Menteri Agus menyampaikan bahwa IPPAFest bukan sekadar festival biasa, melainkan panggung semangat, harapan, dan kemanusiaan. "Tema Creation Beyond The Bars adalah penegasan bahwa kreativitas tidak pernah bisa dipenjara. Harapan akan selalu menemukan jalannya, menembus batasan apa pun," ungkapnya.

Ia menegaskan, IPPAFest adalah wujud nyata dari proses pemasyarakatan yang tidak hanya fokus pada hukuman, tetapi juga pada pembangunan karakter dan kapasitas diri warga binaan. “Kita ingin mereka kembali menjadi manusia utuh, hidup bermakna, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat,” tutupnya.

Kategori