Film “1CM”: Karya Anak Medan yang Menyemai Semangat Kebangsaan Sejak Dini

By Parlindungan - Wednesday, 17 September 2025
Film "1CM"
Film "1CM"

Kabarnas.id - Film "1CM" bukan sekadar hiburan; ia adalah karya seni yang mengandung makna moral mendalam, terutama untuk generasi muda. Disutradarai oleh Dedy Siregar dan diproduseri oleh Paul Ginting, film ini mengusung pesan nasionalisme dan pendidikan karakter yang kuat.

"Rangkaian Cerita dan Tujuan Edukatif"

"1CM” bercerita tentang dua kelompok anak-anak yang bermain tradisional: mereka berperan layaknya penjaga perbatasan sebuah negara. Tugas mereka adalah menjaga agar garis perbatasan itu tidak bergeser satu sentimeter pun itulah makna “1 CM”. Konflik dan aksi yang muncul dalam permainannya, seperti bom air dan senjata kayu, bukan sekadar untuk keseruan, tetapi untuk menanamkan rasa cinta tanah air, kebersamaan, dan toleransi antar anak dari latar belakang agama dan suku berbeda.

Di samping itu, film ini juga menekankan pentingnya membatasi penggunaan gadget bagi anak-anak agar mereka tidak kehilangan nilai-nilai tradisional dan interaksi sosial yang sehat.

"Pemeran: 32 Anak-Anak Asal Sumatera Utara"

Pemilihan pemeran dilakukan secara selektif: para aktor dan aktris muda yang juga siswa berprestasi dari berbagai sekolah di Sumatera Utara (termasuk Medan). Mereka difokuskan agar mampu menyampaikan peran dengan serius, penuh semangat, sekaligus tetap menyeimbangkan kewajiban sekolah. Proses syuting pun tak sebentar  dilakukan di berbagai lokasi menarik, seperti hutan dan objek wisata alam di Sumut, agar latarnya sesuai dan mendukung tema nasionalisme dan keindahan lokal. 

"Peran Bobby Nasution dan Dukungan Komunitas"

Bobby Nasution, sebagai tokoh publik dan pejabat daerah (Wali Kota Medan) tidak hanya mendukung film ini secara administratif, tetapi juga ikut berperan di dalam film. Turut tampil dalam beberapa scene, ia memerankan figur yang mendidik anak-anak mengenai pentingnya nasionalisme dan menjaga persatuan.

Dukungan Pemerintah Kota Medan juga sangat nyata: dari tahap produksi bantuan fasilitas, hingga harapan agar film ini dapat dinikmati oleh pelajar dan masyarakat luas. Diharapkan karya lokal seperti ini mampu membangkitkan kembali gairah sineas lokal dan memperluas apresiasi terhadap film pendidikan di luar pusat perfilman Indonesia.

"Tantangan dan Keunikan Produksi"

"Keterbatasan waktu sekolah": Karena pemerannya adalah anak-anak yang masih aktif belajar, jadwal syuting harus disesuaikan agar tidak mengganggu kegiatan sekolah.

"Lokasi syuting" : Tidak hanya di studio, film ini mengambil latar alam dan destinasi wisata di Sumatera Utara, termasuk hutan dan tempat berwisata alam. Suasana alam ini memberikan nilai visual sekaligus menguatkan karakter lokal. ([Indopop.id][3])

"Durasi dan penyampaian pesan": Dengan durasi mendekati dua jam, film ini berhasil menyeimbangkan antara hiburan dan pesan moral — menjadikannya tontonan keluarga yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan reflektif. ([Tempo Selebriti][1])

"Makna untuk Anak-Anak dan Masa Depan Kebangsaan"

Film "1CM” diharapkan menjadi acuan bagaimana perfilman bisa menjadi medium efektif dalam membangun karakter bangsa. Manfaatnya meliputi:

* Menumbuhkan "rasa cinta tanah air" sejak usia dini;

* Mengajarkan "nilai toleransi" di tengah keberagaman suku dan agama;

* Memperlihatkan pentingnya menjaga identitas lokal dan tradisi;

* Membatasi pengaruh negatif dari penggunaan gadget berlebihan;

* Memicu generasi muda untuk menghargai alam dan budaya setempat;

* Memberikan alternatif tontonan edukatif bagi keluarga.

"Kesimpulan"

Film 1CM adalah karya yang patut diapresiasi: karya anak bangsa dari Medan yang berhasil menggabungkan semangat nasionalisme, pendidikan moral, dan hiburan. Dengan pemeran anak-anak, latar budaya Sumatera Utara, dan dukungan publik termasuk dari Bobby Nasution  film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga panggilan untuk membangkitkan kembali nilai-nilai kebangsaan dalam diri setiap masyarakat, terutama generasi muda. Kabarnas.id sangat direkomendasikan untuk menyoroti nilai-nilai ini agar lebih banyak dibaca dan diteladani. (Loksa Situmeang)