Medan, Kabarnas.id – Permasalahan banjir yang terus berulang di Kota Medan menjadi perhatian utama Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas. Menyadari urgensi situasi ini, Pemko Medan siap menjalin kerja sama strategis dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II untuk mencari solusi jangka panjang yang efektif.
Komitmen ini disampaikan dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Balai Kota Medan, Senin (20/10/2025), antara jajaran Pemerintah Kota Medan dan pihak BBWS Sumatera II.
"Kondisinya sudah sangat mendesak. Ini bukan lagi sekadar masalah rutin, tapi darurat. Kita harus segera bertindak bersama demi kepentingan masyarakat luas,” ucap tegas Rico Waas.
17 Kecamatan Terdampak Banjir: Lebih dari Setengah Wilayah Medan Terpengaruh
Menurut keterangan Diskominfo Medan, dalam rapat yang juga dihadiri langsung oleh Kepala BBWS Sumatera II, Feriyanto Pawenrusi, Wali Kota Rico menegaskan bahwa persoalan banjir telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan warga. Dari total 21 kecamatan di Medan, setidaknya 17 kecamatan terdampak langsung oleh luapan air sungai, mengakibatkan kerugian dan keresahan di ratusan kepala keluarga.
"Kalau sebuah kota terus-menerus mengalami banjir, tentu tidak layak dipandang sebagai kota yang maju. Ini saatnya kita ambil tindakan konkret,” ujar Walikota.
Rico menekankan pentingnya sinergi dan komitmen bersama, tanpa saling melempar tanggung jawab. Pemko Medan, katanya, siap memberikan dukungan penuh kepada BBWS Sumatera II dalam upaya teknis maupun administratif.
"Saya tidak ingin masalah ini berlarut-larut atau jadi ajang saling menyalahkan. Kami akan penuhi kebutuhan yang diperlukan BBWS, agar kita bisa bergerak cepat dan terarah,” katanya.
BBWS Sumatera II Prioritaskan Tiga Sungai Besar di Medan
Menanggapi ajakan kolaborasi tersebut, Feriyanto Pawenrusi memaparkan rencana pengendalian banjir dengan fokus utama pada penanganan tiga sungai besar yang melintasi Kota Medan. Ketiga sungai tersebut dinilai sebagai penyumbang utama banjir di berbagai titik kota dan membutuhkan penanganan segera.
Rencana pengelolaan sungai ini mencakup langkah-langkah teknis seperti normalisasi, pengerukan, hingga pembangunan infrastruktur penahan banjir yang terpadu.
