Wali Kota Medan Ajak Warga Teladani Akhlak Nabi Muhammad SAW Saat Peringatan Maulid di Masjid Bersejarah

By Parlindungan - Tuesday, 16 September 2025
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman
Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah di Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman

Medan, Kabarnas.id – Dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah yang berlangsung pada Selasa (16/9/2025), Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, mengajak masyarakat untuk menjadikan akhlak dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun bermasyarakat.

Kegiatan yang digelar di Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman, Jalan Sunggal, ini dihadiri oleh ribuan warga. Dalam sambutannya, Wali Kota Rico Waas menekankan pentingnya meneladani sosok Rasulullah SAW yang dikenal sebagai pemimpin yang jujur, amanah, dan penuh kasih sayang.

"Nabi Muhammad SAW adalah contoh pemimpin sejati. Ia adalah suami yang penuh cinta, ayah yang sabar, dan pemimpin yang adil. Saya harap kita semua dapat mengimplementasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta keluarga dan masyarakat yang harmonis,” ujar Rico.

Ia juga menyoroti peran keluarga sebagai pondasi dalam membangun kota yang aman dan sejahtera. Menurutnya, keluarga yang harmonis akan mampu melahirkan generasi yang lebih baik dan menjauhkan anak-anak dari permasalahan sosial seperti narkoba dan kenakalan remaja.

"Kunci awal membangun kota adalah membangun keluarga. Jika suami istri saling memahami dan mendidik anak dengan baik, insya Allah Kota Medan akan menjadi kota yang damai dan aman,” katanya.

Pemko Medan memilih Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman sebagai lokasi peringatan Maulid bukan tanpa alasan. Masjid yang dibangun pada era 1630-an ini merupakan salah satu masjid tertua di Kota Medan. Didirikan oleh Datuk Adir dan direnovasi oleh Datuk Badiuzzaman Surbakti pada tahun 1885, masjid ini menyimpan nilai sejarah tinggi sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Keunikan masjid ini terletak pada proses pembangunannya yang menggunakan ribuan putih telur sebagai bahan perekat, menggantikan semen yang saat itu dilarang oleh pemerintah kolonial. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga pernah menjadi pusat strategi perjuangan para datuk dan raja dalam melawan penjajahan.

Wali Kota Rico Waas mengungkapkan bahwa pemilihan lokasi ini bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat sejarah dan memperkuat nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat modern.

"Masjid ini adalah warisan sejarah Islam yang telah berusia ratusan tahun. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa Kota Medan memiliki akar Islam yang kuat, yang harus kita jaga dan lestarikan,” tuturnya menjelaskan.

Acara Maulid kali ini juga menghadirkan Ustadz Abdil Muhadir Ritonga sebagai penceramah. Dalam tausiyahnya yang penuh semangat, Ustadz Ritonga menjelaskan empat tujuan utama diselenggarakannya Maulid Nabi SAW, yaitu:

1. Mendengarkan kembali sejarah hidup Rasulullah SAW,

2. Memperbanyak pujian kepada beliau,

3. Memberikan makan kepada banyak orang,

4. Menanamkan rasa cinta kepada Nabi di hati anak-anak sejak dini.

Peringatan ini menjadi momentum bagi masyarakat Medan untuk tidak hanya mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai dan semangat perjuangan yang beliau ajarkan. (sumber Diskominfo Medan)