Mentan, Stok Beras 3 Juta Ton, Tertinggi Dalam Dua Dekade Terakhir

By Parlindungan - Tuesday, 08 April 2025
Mentan, Andi Amran Sulaiman, saat mendampingi Presiden RI pada AcaraPanen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, (07/04/2025) (foto: Tangkapan layar)
Mentan, Andi Amran Sulaiman, saat mendampingi Presiden RI pada AcaraPanen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, (07/04/2025) (foto: Tangkapan layar)

Majalengka, Kabarnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 2,4 juta ton, dengan prediksi angka tersebut akan melampaui 3 juta ton pada akhir bulan ini. Ini merupakan angka tertinggi dalam dua dekade terakhir.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mentan dalam laporan yang disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, saat acara Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada Senin, (07/04/2025).

Mentan menjelaskan bahwa keberhasilan panen tahun ini adalah hasil dari kebijakan pro-petani yang diterapkan oleh Presiden. Selain itu, serapan oleh Bulog juga mengalami peningkatan signifikan. Stok beras nasional saat ini sudah mencapai 2,4 juta ton dan diprediksi akan mencapai 3 juta ton pada akhir bulan, sebuah angka yang belum pernah tercatat dalam 10 hingga 20 tahun terakhir.

“Ini benar-benar membawa harapan bagi petani, secerah kebijakan Pak Presiden dalam 169 hari terakhir. Ini adalah hal luar biasa bagi petani Indonesia,” ujarnya.

Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa penyerapan gabah kering panen (GKP) sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kilogram adalah bukti keberpihakan Presiden Prabowo Subianto dalam upaya mensejahterakan petani, yang jumlahnya sekitar 100 juta orang.

“Kebijakan kenaikan HPP gabah ini menunjukkan komitmen nyata Presiden untuk mendukung petani, sehingga lebih dari 100 juta petani di Indonesia dapat merasakan manfaat langsung,” jelasnya.

“Terima kasih dari petani Indonesia. Dengan harga gabah yang naik menjadi Rp6.500 per kilogram, ini adalah kebahagiaan besar bagi semua petani. Selain itu, distribusi pupuk juga kini lebih efisien dan mudah,” tambahnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi kepada tim sektor pertanian yang bekerja keras di lapangan untuk menjaga dan meningkatkan pasokan serta produksi pangan, meskipun menghadapi tantangan global.

“Saya selalu melihat mereka di lapangan, dari Kalimantan Barat ke Merauke, hingga ke Lampung. Inilah semangat kerja keras para menteri kabinet kita, semuanya turun ke lapangan,” kata Presiden.

Dengan suasana yang penuh semangat, Presiden Prabowo turut serta dalam panen padi menggunakan alat panen modern combine harvester, dan menyaksikan langsung transaksi pembelian gabah oleh Perum Bulog, sebagai bukti nyata dukungan pemerintah terhadap harga dan kesejahteraan petani.

Di hadapan ribuan petani, Presiden menegaskan kembali peran penting petani sebagai tulang punggung negara. “Petani adalah produsen pangan, tanpa pangan, negara tidak akan ada. Tanpa pangan, tidak ada NKRI,” ujar Presiden.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan; Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo; Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman; Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono; Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto; Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya; dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.