Limbah Bau dan Meracuni Ikan, Warga Marihat Baris Minta Ternak Sapi Ditutup

By Altur - Friday, 04 December 2020

Simalungun, Kabarnas.com - Puluhan warga yang tinggal dan yang memiliki usaha ternak ikan di Kampung Swembat, Nagori ( desa) Marihat Baris, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun mengaku resah dengan keberadaan ratusan sapi dan kambing milik Lindung Panggabean yang ada di sana. Pasalnya, kandang ternak berada di atas aliaran air dan kotoran sapi dibuang air.

Akibat persoalan itu, usaha ternak ikan milik warga mengalami dampak buruknya. Berulangkali ikan yang rencananya akan dipanen mati mendadak dengan jumlah cukup banyak. Warga sendiri mengaku rugi puluhan juta. "Sudah mau panen rencananya bulan Desember ini. Tapi karena limbah sapi mati puluhan ribu ekor. Kerugian ditaksir di atas Rp 50 juta," kata DM Ater Siahaan, Kamis (3/12/2020).

Ia pribadi meminta kepada pengusaha ternak sapi agar mengganti kerugian yang mereka alami. "Yang kita minta supaya dibayar kerugian dan usaha ternak ditutup. Selama ternak sapi itu ada warga pasti resah dan tidak nyaman melakukan aktifitas," jelasnya.

Dalam aksi protes yang dilakukan warga sebelumnya, kata Ater Siahaan lagi, Pangulu Marihat Baris diminta berperan menanggapi keluhan warga. Adapun desakan warga yang dibumbui tanda tangan, meminta pangulu menertibkan peternakan karena bau uap kototan sapi dan kambing mengganggu kenyamanan dan kesehatan warga.

Senada diutarakan Robin. Cukup banyak warga yang menjadi korban dari limbah itu. Bukan hanya ternak ikan tetapi bau busuk turut menimbulkan keresahan warga. Ia mengaku berungkali warga sudah melakukan protes dan menolak keberadaan ternak sapi tersebut. Tuntutan utama adalah memberhentikan usaha ternak sapi. "Kita minta supaya ditutup karena sangat meresahkan," jelasnya.

Apa yang dikeluhkan warga juga dibenarkan Lindung Panggabean. Saat dijumpai di area kadang ternak, dirinya mengaku sedang membenahi kadang sapi sehingga keluhan warga atau limbah kotoran sapi dapat teratasi. Namun soal mengganti kerugian yang dimintakan warga, Lindung Panggabean mengaku tidak bisa menyanggupinya.

Lindung tidak menepis adanya warga datang ke tempat ternaknya, termasuk Bhabinkamtibmas karena masalah itu. Pada kesempatan itu Lindung mengaku bahwa peternakan miliknya sudah beroperasi puluhan tahun. Bahkan ada saluran air yang mereka buat sendiri.

Terpisah, Pangulu Marihat Baris Hadi Wijaya membenarkan protes warga dan sudah dilakukan mediasi. Beberapa poin yang diminta warga untuk ditindaklanjuti sudah disampaikan kepada Lindung Panggabean. Hanya saja ia menyanyangkan sikap peternak sapi karena belakangan warga kembali mengeluhkan ternak ikan mati dengan jumlah tidak sedikit.

"Kita sudah undang dari Bhabinkamtibmas dan Babinsa serta dari Asrama 122. Kita sudah ke loaksi dan si peternak siap untuk tidak membuang limbah ke air. Cuma terakhir kita dengarkan lagi keluhan warga makanya kita sampaikan kepada peternak kenapa membuang limbah lagi," jelasnya dengan menambahkan bahwa persoalan ini akan disampaikan kepada Camat dan pihak Dinas Peternakan.