Labuhanbatu - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar, Teuku Munandar melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Labuhanbatu dalam rangka diseminasi penelitian akseptasi QR Code Indonesia Standard (QRIS).
Adapun tujuan penelitian ini ingin mengukur tingkat akseptasi masyarakat Labuhan Batu Raya terhadap QRIS.
Berdasarkan hasil survei, transaksi QRIS paling banyak digunakan untuk belanja online dan belanja di swalayan modern. Selain itu mayoritas pengguna QRIS di Labuhan Batu Raya menyatakan bahwa motivasi menggunakan QRIS adalah karena QRIS memudahkan transaksi pembayaran: 75,3% labuhan batu; 61,4% labusel; 66,8% Labura.
Berdasarkan hasil pengamatan pada 9 variabel pengukuran tingkat akseptasi QRIS di masyarakat, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labura, dan Kabupaten Labusel, ketiganya memiliki indeks akspetasi QRIS "sedang" sehingga Akseptasi QRIS di masyarakat Labuhan Batu Raya masih berpotensi untuk terus didorong menjadi lebih tinggi lagi sehingga manfaat dari digitalisasi sistem pembayaran dapat dirasakan dengan maksimal.
Facilitating Condition atau kondisi fasilitas merupakan salah satu variabel yang berpotensi untuk terus ditingkatkan melalui perluasan penggunaan QRIS oleh merchant-merchant di Labuhan Batu Raya serta peningkatan infrastruktur telekomunikasi sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam menggunakan QRIS.
Pada acara yang dihadiri Wakil Bupati Labuhanbatu Hj Ellya Rosa Siregar dan Sriono Wakil Rektor 1 Universitas Labuhanbatu, Kepala KPw BI Pematangsiantar menegaskan bahwa elemen masyarakat lebih khusus mahasiswa selaku generasi mudah harus melek teknologi.
Dijelaskan, sekarang ini perubahan digital telah terjadi di segala sektor mulai dari industri, perdagangan, pertanian, bahkan sektor keuangan. Harus diakui bahwa digitalisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari sehingga mau tidak mau elemen masyarakat harus melek dengan teknologi.
Menanggapi pesan dari Kepala KPw BI itu, Wakil Bupati Labuhanbatu, menyambut baik dan Pemda Labuhanbatu akan terus mendukung perluasan transaksi QRIS dan digitalisasi di daerah.