Danau Toba Tercemar Parah, Ephorus HKBP: Sudah Seperti Tong Sampah Raksasa

By Sehat Siahaan - Friday, 20 June 2025
Ephorus HKBP Vikctor Tinambunan
Ephorus HKBP Vikctor Tinambunan

Pematangsiantar – Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pendeta Victor Tinambunan, melontarkan pernyataan keras terkait kondisi Danau Toba yang semakin tercemar. 

Ia menyebut danau kaldera terbesar di dunia itu kini ibarat "tong sampah raksasa", akibat tercemar berbagai limbah dari aktivitas manusia dan perusahaan.

Dalam wawancara bersama Prof. Rhenald Kasali di kanal YouTube Rhenald Kasali, Victor mengungkapkan penyebab utama pencemaran Danau Toba adalah keramba-keramba ikan.

Menurutnya, pakan yang tidak habis dimakan ikan mengendap dan mencemari dasar danau, menimbulkan amonia yang membunuh ikan.

"Sudah tiga kali dalam 10 tahun terakhir, ikan di Danau Toba mati massal hingga ratusan ton," ungkapnya.

Lebih jauh, Victor menjelaskan bahwa pencemaran bukan hanya dari satu pihak, melainkan gabungan dari aktivitas individu, keluarga, masyarakat, dan perusahaan.

Ia menyayangkan bahwa keindahan Danau Toba sebagai warisan dunia, yang telah diakui UNESCO sebagai Global Geopark, justru terancam rusak total.

Victor juga mengungkapkan bahwa pada September 2023 Unesco telah mengeluarkan “kartu kuning” untuk Danau Toba dan memberi waktu dua tahun untuk perbaikan, yang akan berakhir September 2025. 

Jika tidak segera diperbaiki, potensi Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia bisa lenyap.

Soal keramba, Victor menyebut beberapa perusahaan, termasuk yang pernah dikaitkan dengan eks Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, memiliki andil dalam pencemaran.

Meski demikian, ia mengapresiasi langkah pengurangan jumlah keramba yang dilakukan belakangan ini.

"Kalau nanti ikan emas punah, bagaimana adat Batak? Masa ikan lele yang dipakai untuk upacara adat?" kata Victor prihatin.

Ia menambahkan bahwa HKBP aktif membersihkan Danau Toba, termasuk eceng gondok yang tumbuh subur karena banyaknya pakan ikan yang mengendap. 

Namun menurutnya, langkah ini hanya bersifat jangka pendek karena akar masalah belum ditangani.

Kecam Penebangan Hutan, Serukan Penutupan PT TPL

Victor juga mengecam penebangan hutan di sekitar Danau Toba oleh perusahaan, terutama PT Toba Pulp Lestari (TPL), yang menurutnya menyebabkan krisis ekologis dan sosial. 

Ia menyebut banjir bandang dan tanah longsor yang kerap melanda Parapat sebagai bukti kerusakan lingkungan akibat eksploitasi hutan.

"Dengan segala hormat dan tanggung jawab moral, saya menyerukan agar operasional PT TPL ditutup sesegera mungkin," ucapnya tegas.

Sebagai pemimpin gereja dengan jutaan anggota, Victor menyerukan semua pihak—masyarakat, pemerintah, hingga perusahaan—bersatu memperbaiki ekosistem Danau Toba demi masa depan dan keberlanjutan kawasan tersebut.[]