Viral Rencana ke Kamboja, Netizen Cemas Potensi Penipuan

By Sehat Siahaan - Sunday, 04 May 2025
Tangkapan layar memperlihatkkan seorang wanita menunjukkan paspornya dengan caption "Bismillah otw Kamboja" (Foto tangkapan layar)
Tangkapan layar memperlihatkkan seorang wanita menunjukkan paspornya dengan caption "Bismillah otw Kamboja" (Foto tangkapan layar)

Jakarta-Media sosial kembali digegerkan oleh sebuah video viral yang memicu kekhawatiran publik. 

Seorang perempuan asal Indonesia dengan antusias menunjukkan paspornya dan mengumumkan rencana keberangkatannya ke Kamboja. 

Namun, alih-alih menuai dukungan, video itu justru menimbulkan keprihatinan dari para netizen.

Dalam video singkat tersebut, wanita itu tampak bahagia memamerkan paspor barunya, menyatakan bahwa dirinya akan segera berangkat ke Kamboja.

Sayangnya, negara di Asia Tenggara itu belakangan dikenal sebagai lokasi berbagai kasus penipuan dan eksploitasi tenaga kerja, terutama yang menargetkan warga negara asing.

Keceriaan yang ditampilkan wanita tersebut menjadi ironi, mengingat banyak yang menduga ia tidak menyadari risiko besar yang mungkin menantinya di sana.

Modus Penipuan Berkedok Lowongan Kerja

Beberapa tahun terakhir, Kamboja kerap dikaitkan dengan jaringan perdagangan manusia yang menipu korban dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi, khususnya di bidang teknologi atau layanan pelanggan.

Namun sesampainya di sana, korban justru dipaksa bekerja sebagai penipu online dalam kondisi yang tidak manusiawi.

Sejumlah korban yang berhasil melarikan diri telah membagikan pengalaman mereka melalui media sosial maupun media massa, memperingatkan orang lain agar tidak jatuh ke perangkap serupa.

Karena itu, ketika ada seseorang yang dengan polosnya memamerkan rencana keberangkatan ke Kamboja tanpa informasi yang memadai, netizen merasa terdorong untuk mengingatkan meskipun mereka sendiri bingung bagaimana caranya tanpa dianggap ikut campur.

Netizen Galau: Ingin Menolong Tapi Takut Salah Ucap

Respons netizen di kolom komentar dipenuhi dilema: mereka ingin memperingatkan, tapi takut salah menyampaikan. Ungkapan "Gimana cara ngasih tahunya?" menjadi representasi dari keresahan kolektif tersebut.

Sebagian mencoba memberi edukasi secara halus, membagikan artikel atau video pengalaman mantan korban. 

Namun, ada pula yang merasa putus asa karena meyakinkan orang yang sudah percaya janji manis pekerjaan luar negeri bukanlah perkara mudah.

Pentingnya Edukasi dan Kewaspadaan Digital

Fenomena ini menegaskan pentingnya literasi digital dan kewaspadaan terhadap informasi. Banyak orang tergoda dengan kisah sukses viral tanpa menyaring fakta yang sesungguhnya.

Pemerintah dan organisasi sosial diharapkan lebih aktif menyebarkan edukasi mengenai bahaya perdagangan manusia dan modus penipuan pekerjaan, terutama di negara-negara seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos yang kini menjadi sarang sindikat kriminal internasional.

Masyarakat pun diimbau untuk selalu melakukan verifikasi sebelum menerima tawaran kerja di luar negeri. 

Sementara itu, para netizen diharapkan tetap berani mengingatkan sesama, meski terkadang komunikasi yang sensitif menjadi tantangan tersendiri.[]