Jakarta-Kemajuan teknologi otomotif membawa kita ke era kendaraan listrik yang semakin canggih. Namun, di balik keunggulannya, mobil listrik juga menyimpan tantangan yang tak bisa diabaikan. Insiden memilukan di KM 5.200 JORR menjadi pengingat bahwa memahami karakteristik kendaraan modern adalah kunci keselamatan di jalan.
Kecelakaan tragis terjadi ketika sebuah truk mogok sedang diperbaiki di tepi jalan. Tanpa disangka, sebuah Hyundai Ioniq 5 N melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha menyalip ke jalur kiri. Sayangnya, manuver berisiko ini berakhir dengan benturan keras, menabrak truk yang sedang diperbaiki dan menciptakan kepanikan di lokasi kejadian.
Mobil Listrik: Keunggulan yang Butuh Kendali
Salah satu daya tarik utama mobil listrik adalah akselerasi instan—tenaga maksimal langsung tersedia begitu pedal gas diinjak. Ini memberikan sensasi berkendara yang cepat dan responsif, seolah mengendalikan kendaraan dengan kekuatan luar biasa. Namun, tanpa pengendalian yang tepat, keunggulan ini bisa berubah menjadi ancaman.
Dengan kecepatan tinggi, segala sesuatu bisa berubah dalam hitungan detik. Pandangan menyempit, waktu reaksi berkurang, dan kesalahan kecil bisa berujung fatal. Selain itu, sistem pengereman regeneratif yang unik pada mobil listrik menuntut pemahaman khusus dari pengemudi.
Perlukah SIM Khusus untuk Pengemudi EV?
Para pakar mengusulkan adanya SIM khusus bagi pengemudi mobil listrik (SIM A-EV). Pasalnya, mengendarai EV bukan sekadar beralih dari bensin ke listrik, melainkan juga memahami teknologi baru yang berbeda dari mobil konvensional. Sistem akselerasi, pengereman, dan fitur otomatis yang lebih kompleks memerlukan keterampilan dan kesiapan ekstra dari pengemudi.
Jika regulasi ini diterapkan, pelatihan khusus akan menjadi syarat sebelum seseorang bisa mengemudikan mobil listrik secara legal. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kesadaran keselamatan tetapi juga mendukung transisi ke kendaraan ramah lingkungan secara lebih bertanggung jawab.
Keselamatan di Tangan Pengemudi
Tragedi Hyundai Ioniq 5 N ini menjadi pengingat bahwa teknologi canggih tetap membutuhkan kebijaksanaan manusia. Jalan raya bukanlah lintasan balap, dan kecepatan tinggi bukan ajang unjuk kemampuan. Setiap keputusan yang kita buat di belakang kemudi adalah pertaruhan antara hidup dan mati.
Mari jadikan kejadian ini sebagai titik balik. Mengemudikan mobil listrik adalah hak istimewa yang harus diimbangi dengan tanggung jawab. Karena pada akhirnya, keselamatan bukan hanya tentang diri kita sendiri, tetapi juga setiap nyawa yang berbagi jalan dengan kita.[]
