Bongal Jadi Sorotan Dunia, Bupati Tapteng Hadiri Soft Opening Arboretum Fansuri dan Konferensi Internasional Spiced Islam ke-3

By Parlindungan - Friday, 22 August 2025
Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, SH, MH menghadiri soft opening "Fansuri Arboretum Taman Edukasi, Rempah, dan Pertemuan Budaya"
Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, SH, MH menghadiri soft opening "Fansuri Arboretum Taman Edukasi, Rempah, dan Pertemuan Budaya"

Tapanuli Tengah, Kabarnas.id – Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, SH, MH bersama Wakil Bupati Mahmud Efendi menghadiri pembukaan terbatas (soft opening) "Fansuri Arboretum Taman Edukasi, Rempah, dan Pertemuan Budaya", yang dirangkaikan dengan pelaksanaan Konferensi Internasional Spiced Islam ke-3 tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Museum Fansuri, Situs Bongal, Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Kamis (21/8/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Masinton menyampaikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan konferensi yang digagas oleh BRIN, Yayasan Sultanate Institute, Kementerian Kebudayaan, dan seluruh pihak yang telah mendukung. “Atas nama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, kami menyampaikan terima kasih. Ini momentum penting untuk menggali dan menghidupkan kembali sejarah besar Bongal,” ujarnya.

Ia menegaskan, sejarah bukan hanya untuk diingat, tetapi menjadi pelajaran dalam membangun masa kini dan masa depan. Bongal pernah menjadi pusat peradaban, perdagangan, dan pertukaran budaya di kawasan barat Sumatra—ibarat Singapura pada masa kini. Namun kini, kawasan pantai barat seperti terlupakan, kalah pamor dengan pantai timur yang menjadi fokus pembangunan nasional.

“Kita perlu dorong pemerataan pembangunan. Negara ini lebih dulu mengenal pantai barat dan Tapanuli Tengah lewat jalur rempah-rempahnya. Ini yang harus kita suarakan kembali,” tegas Bupati Masinton.

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyinggung pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Ia menekankan bahwa pemerintah tidak melarang aktivitas ekonomi masyarakat, tetapi harus sesuai dengan kaidah dan aturan. “Ekosistem kita harus dijaga. Jangan hutan dibabat, lalu ditanami yang tidak sesuai. Alam harus dikelola, bukan dieksploitasi,” pesannya.

Konferensi internasional ini dihadiri para akademisi, peneliti dari dalam dan luar negeri, serta tokoh budaya. Sejumlah topik menarik dibahas, mulai dari konektivitas peradaban Sumatra Utara di abad ke-9 hingga jejak arkeologis kekuasaan Islam di Samudra Hindia. Puluhan pakar dari berbagai universitas ternama dunia seperti Oxford, Cambridge, NUS, Kyoto, dan lainnya turut mempresentasikan hasil riset mereka di Situs Bongal.

Berikut beberapa nama dan topik yang tampil dalam konferensi:

1. Daniel Perret-École française d'Extrême-Orient, Perancis / Universitas Malaya, Malaysia "Konektivitas Kawasan Sumatra Utara (Masa akhir abad ke-9-awal abad ke-14 M)"


2. R. Michael Feener - Pusat Studi Asia Tenggara, Universitas Kyoto, Jepang/Univ. Oxford, UK "Kebudayaan Material dalam Pemetaan Dunia Muslim Maritim: Studi Kasus Dokumentasi Lapangan dan Arsip Akses Terbuka"

3. Myra Mentari Abubakar - Asia Research Institute, National University of Singapore (NUS)
"Arsip Tekstil: Gender, Memori, dan Materialitas Islam di Dunia Samudra Hindia"

4. Mehdy Shaddel-University of Cambridge, Inggris "Administrasi Pajak, Gaji Militer, dan Organisasi Militer pada Masa Abad-Abad Awal Islam"

5. Asa Eger-University of North Carolina at Greensboro, Amerika Serikat "Perbatasan-Perbatasan Dunia Islam dan Situs-Situs Pos Perdagangannya: Suatu Pertimbangan Hipotetis"

6. Mahmood Kooria-University of Edinburgh, Inggris "Perempuan dalam Batu-Batu Nisan: Awal Perluasan Islam di Samudra Hindia"

7. Kathleen Burke-Asia Research Institute, National University of Singapore (NUS) "Daun yang Mengikat: Mengonsumsi Sirih sebagai Praktik Budaya Bersama di Samudra Hindia"

8. Abu Bakar-Sultanate Institute, Indonesia
"Dampak Munculnya Otoritas Politik Islam terhadap Terbentuknya Jaringan Maritim Samudra Hindia (abad ke-7-10): Studi Kasus Situs Bongal"

9. Laure Dussubieux-Field Museum, Chicago, Amerika Serikat (AS) "Peredaran Kaca di Sumatra Utara: Perspektif dari Bongal dan Bulu Cina"

10. Ery Sodewo & Mochammad Fauzi Hendrawan -PR ALMBB, BRIN, Indonesia
"Variasi Artefak Kaca dari Situs Bongal: Jejak Interaksi Nusantara dan Timur Tengah pada Abad ke-8-10 M"

11. Chiara Zazzaro & Agni Mochtar-Università di Napoli "L'Orientale", Italia "Proyek Pelestarian Warisan Pembuatan Perahu Indonesia yang Terancam Punah"

12. Shinatria Adhityatama-Griffith University, Australia "Menghidupkan Kembali Kekuatan Pembuatan Kapal Asia Tenggara yang Terlupakan di Dunia Samudra Hindia"

13. Lucas Wattimena, PR ALMBB, BRIN, Indonesia "Tradisi Pembuatan Kapal Lokal di Perbatasan Samudra Hindia dan Australia

14. Sinta Ridwan - Universitas Indonesia "Metodologi Paleografi Komparatif-Kuantitatif untuk Analisis Numismatika: Studi Kasus Koin Bertulisan Aksara Kuno dari Situs Bongal"

15. Roni Tabroni & Nurman Kholis-PR KKP, BRIN, Indonesia "Jejak Kekuasaan pada Koin: Implikasi Politik dari Temuan Numismatik Bongal Abad ke-7-10"

16. Amru Sazali-Museum Negeri Pahang, Malaysia "Gelar Islam pada Budaya Material Dunia Samudra Hindia: Sirkulasi dari Adaptasi ke Dunia Melayu"

17. Stephane Pradines - Institute for the Study of Muslim Civilisations, Aga Khan University, London, UK "Keramik Asia dalam Dialog dengan Arsitektur Swahili: Jaringan Perdagangan Wangwana dan Kekerabatan Samudra Hindia"

18. Mohammed Salih Cholakkalakath - The Institute of Fine Arts, New York University, AS "Untuk Mereka yang Datang Pertama dan Terakhir: Memori dan Identitas dalam Arsitektur Makam di Malabar Abad Pertengahan"

19. Sher Banu L Khan-Department of Malay Studies, National University of Singapore (NUS) "Merekonstruksi Muktabar Khan: Teks, Makam, dan Dunia Melayu di Samudra Hindia"

20. Singgih Tri Sulistyono-Universitas Dipenogoro, Indonesia "Lokalisasi dan Kekuasaan Laut: Peninjauan Ulang Maritim Asia Tenggara Melalui Situs Bongal"

21. Sonny Ch Wibisono-PR ASPS, BRIN, Indonesia "Menyulam Pola Ekonomi Kota Pelabuhan di Pesisir Barat Sumatra Abad ke-7-10"

22. Jajat Burhanudin - UIN Jakarta "De-Islamisasi Arkeologi Situs Bongal"

23. Asyhadi Mufsi Sadzali, Agus Aris Munandar, Ali Akbar-Universities "Habitus Pedagang Asing di Pelabuhan Kuno Pesisir Barat Sumatra M: Pendekatan Arkeologi Simetris"

Total ada 23 pemateri dari berbagai disiplin ilmu dan negara hadir membagikan hasil riset mendalam terkait Situs Bongal sebagai simpul sejarah peradaban maritim Islam kuno.

Turut hadir dalam kegiatan ini: Direktur PT Media Literasi, Kepala Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah II, perwakilan BRIN, tokoh pendidikan dan kebudayaan lokal, Forkopimda Tapanuli Tengah, serta masyarakat Badiri. Pemkab Tapteng)