Garut - Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Garut, Ajun Komisaris Joko Prihatin, mengatakan pihaknya memeriksa pimpinan aliansi umat Islam Garut beserta tiga personel Satpol PP, karena merazia warga yang tidak berpuasa.
Pemeriksaan terhadap Video pendek yang sempat viral tersebut bertujuan untuk mengungkap kronologi awal kejadian.
""Ya, kasus ini sedang kami proses. Kami sudah menyiapkan agenda pemeriksaan saksi-saksi untuk pendalaman kasus ini," ujarnya, Senin (10/3/2025).
Meski demikian, Joko mengakui bahwa belum dapat dipastikan apakah tindakan razia tersebut mengandung unsur pidana.
"Hari ini belum dapat ditentukan apakah ada atau tidaknya unsur pidana. Kita lihat perkembangannya nanti," ungkapnya.
Kepala Satpol PP Kabupaten Garut, Usep Basuki Eko, mengonfirmasi bahwa anggotanya telah diperiksa oleh polisi dan bahkan telah menerima sanksi teguran.
"Hasil sidang komisi menyatakan mereka terbukti lalai. Seharusnya, mereka meminta bantuan personel lain saat terjadi keributan dalam video viral itu," kata Eko kepada Tempo.
Menurut Eko, pada Rabu, 5 Maret 2025, empat anggotanya tengah memasang imbauan mengenai kegiatan yang dilarang selama bulan Ramadan.
Maklumat larangan yang ditandatangani oleh MUI dan pimpinan daerah itu meliputi larangan bagi restoran dan warung nasi untuk berjualan di siang hari, kecuali layanan takeaway yang berlaku mulai pukul 16.00 WIB.
Sementara itu, di sekitar Jalan Ibrahim Adjie, sekelompok orang yang membawa selembaran imbauan tersebut langsung memasuki warung dan rumah makan.
Keributan pecah ketika mereka menemukan pengunjung yang sedang merokok dan minum kopi di dalam warung.
"Anggota kami langsung melerai untuk menenangkan situasi. Kami juga mendokumentasikan kejadian tersebut agar tidak terjadi salah persepsi," ujar Eko.
Keributan serupa terjadi setiap kali kelompok ormas yang mengatasnamakan Islam itu memasuki warung nasi. Satpol PP baru bertindak untuk membubarkan mereka setelah mendapat laporan dari anggota lapangan yang mengikuti ormas tersebut, tepatnya di Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota.
"Kami bertindak setelah mendapat laporan dari anggota di lapangan," jelas Eko.[]