Gunungsitoli, Kabarnas.id – Wali Kota Gunungsitoli, Sowa’a Laoli, SE., M.Si, bersama Wakil Wali Kota Martinus Lase, S.H, menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 Museum Pusaka Nias yang digelar di kompleks museum, Kota Gunungsitoli, pada Selasa (11/11/2025).
Perayaan yang mengangkat tema "Pelestarian Budaya, Edukasi, dan Pembangunan Generasi Muda Cinta Warisan Leluhur" ini berlangsung meriah dan penuh makna, dihadiri berbagai tokoh masyarakat, pegiat budaya, serta pelajar.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sowa’a Laoli menegaskan bahwa peringatan HUT Museum Pusaka Nias memiliki tiga makna penting: membangun kesadaran generasi muda terhadap akar budaya, memperkuat keberlanjutan kelembagaan museum, dan menumbuhkan komitmen pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
"Museum adalah tempat belajar tentang perjuangan, kebudayaan, dan identitas leluhur. Generasi muda harus memahami sejarah dan warisan budaya Nias agar tidak hilang ditelan zaman," ujar Sowa’a Laoli.
Ia menambahkan, museum harus menjadi sarana pendidikan sepanjang hayat dan destinasi wisata edukatif yang menyenangkan. Dengan dukungan seluruh pihak, Museum Pusaka Nias diyakini akan terus hidup dan memberi manfaat bagi generasi mendatang.
Sementara itu, Pendiri Museum Pusaka Nias, Pastor Yohannes M. Hämmerle, OFMCap, menceritakan kembali perjalanan panjang berdirinya museum tersebut. Ia mengungkapkan, gagasan pendirian museum sudah muncul sejak dirinya bertugas di Telukdalam pada akhir 1970-an. Berawal dari upaya mengumpulkan artefak, tradisi lisan, hingga dokumen sejarah, semangat itu akhirnya melahirkan Museum Pusaka Nias pada tahun 1995.
"Museum ini bukan sekadar tempat menyimpan benda bersejarah, tetapi simbol jati diri dan kebanggaan masyarakat Nias atas warisan budaya yang luhur,” tutur Pastor Yohannes.

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada Missio Aachen (Jerman), Ford Foundation (Amerika Serikat), serta sejumlah peneliti internasional seperti Prof. Alain Viaro dan Prof. Ingo Kennerknecht yang turut berkontribusi dalam pengembangan museum dan riset kebudayaan Nias.
Ketua Panitia HUT ke-30 Museum Pusaka Nias, Ny. Veny Sowa’a Laoli, turut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan semua pihak yang berpartisipasi menyukseskan perayaan tersebut.
"Perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata kebersamaan kita dalam menjaga warisan budaya dan menghargai sejarah," ujarnya.
Mengutip Diskominfo Gunungsitoli, rangkaian kegiatan HUT dimeriahkan dengan Jelajah Museum, Penanaman Pohon, Fangowai Fame Afo, serta beragam pertunjukan seni dan budaya seperti Tari Moyo Kolosal dari Sanggar Ladari, Tari Hikayat Luomewona dari Sanggar Museum Nias, Tari Famadaya Harimau dari Nias Selatan, dan musik tradisional dari sanggar-sanggar Nias Barat dan Nias Utara.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan penghargaan, penyematan baju adat kepada Pastor Yohannes, serta penandatanganan prasasti simbolis oleh Wali Kota Gunungsitoli. Suasana semakin semarak dengan pemotongan tumpeng, penyerahan sertifikat tanah museum, serta pengumuman pemenang lomba dan peragaan busana tradisional (fashion show).




